Menurut salah satu ekonom Markit, kenaikan pada PMI sektor manufaktur mematahkan sejumlah makna terselubung yang mana mengacu pada pelemahan di bulan selanjutnya. Komponen output dari PMI naik menjadi 55.4 dari 53.9 di bulan Juni yang merupakan level terendah sejak Januari 2014, menurut data Markit.
Outlook Mingguan
Minggu lalu bursa pasar modal di Indonesia terpantau mengalami
koreksi setelah libur Lebaran terpengaruh sentimen negatif bursa kawasan
dengan lemahnya pertumbuhan ekonomi dan industri China, sehingga secara
mingguan bursa ditutup melemah tipis ke level 4,856.60. Untuk minggu
berikutnya ini (27-31 Juli) IHSG kemungkinan masih cenderung range bound
dan mengikuti sinyal sentimen bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG
berada antara resistance level di posisi 5000 dan 5100, sedangkan
support di level 4812 dan kemudian 4652.Mata uang rupiah seminggu lalu terpantau terus melemah dengan dollar walaupun terdapat sedikit koreksi atas rally dollar di pasar global, di mana secara mingguan rupiah melemah ke level 13.436. Kurs USDIDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 14.200, sementara support di level 13.270 dan 13.230.
Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang ini akan diwarnai sejumlah data ekonomi penting, termasuk pengumuman suku bunga dari The Fed. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
• Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Core Durable Goods Orders m/m pada Senin malam; dilanjutkan dengan rilis CB Consumer Confidence pada Selasa malam; berikutnya pengumuman Federal Funds Rate pada Kamis dini hari yang diperkirakan masih bertahan di level 0.25%; disambung dengan data tenaga kerja Unemployment Claims serta Advance GDP q/q pada Kamis malam.
• Dari kawasan Eropa dan Inggris: berupa rilis data German Ifo Business Climate MPC pada Senin sore; diikuti dengan rilis Prelim GDP q/q Inggris pada Selasa sore.
• Dari kawasan Asia Australia: berupa rilis Manufacturing PMI China pada Sabtu pagi.
Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar terlihat mengalami koreksi, namun penguatan di akhir pekan dengan anjloknya harga komoditas mengurangi penurunannya, di mana secara mingguan index dollar AS terpantau terkoreksi sedikit ke level 97.240. Sementara itu, pekan lalu euro dollar terpantau menguat ke level 1.0978. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level support pada 1.0815 dan 1.0660 sementara resistance pada 1.1216 dan kemudian 1.1467.
Poundsterling minggu lalu terlihat menurun sedikit ke level 1.5510 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.5945 dan 1.6275 sedangkan support pada 1.5320 dan kemudian 1.5160. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah ke level 123.08. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 125.86 dan 129.20, serta support pada 120.36 serta level 118.30. Sementara itu, Aussie dollar terpantau turun ke level 0.7287. Range minggu ini akan berada di antara support level di 0.7185 dan 0.6940, sementara resistance level di 0.7655 dan 0.7838.
Pasar Saham Kawasan
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum melemah oleh kurang cerahnya pertumbuhan ekonomi dan industry China. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau menurun ke level 20544. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 20965 dan 21200, sementara support pada level 20315 dan lalu 19115. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir melemah ke level 25128. Minggu ini akan berada antara level resistance di 26530 dan 27465, sementara support di 22840 dan 22440.
Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau berakhir melorot cukup dalam karena anjloknya harga komoditas serta isyu kekuatiran investor akan pelambatan pertumbuhan ekonomi global. Dow Jones Industrial secara mingguan melemah 2.9% ke level 17,569.60, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 18185 dan 18350, sementara support di level 17460 dan 17020. Index S&P 500 minggu lalu melemah ke level 2,078.54, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 2135 dan 2200, sementara support pada level 2040 dan 2030.
Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau melorot sejalan dengan terjunnya harga sejumlah komoditas global, di mana harga emas dunia turun ke level $1098.65 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistance di $1150 dan berikut $1190, serta support pada $1070 dan $1045. Di Indonesia, harga emas terpantau turun sedikit ke level Rp473,667.