Samuel Sekuritas Indonesia mengemukakan nilai tukar rupiah atas dolar
Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Jumat (14/8/2015) berada
dalam kondisi normalisasi.
“Rupiah diperkirakan melanjutkan
normalisasinya atas respons panik terhadap devaluasi yuan di awal
minggu,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam
risetnya yang diterima hari ini, Jumat (13/8/2015).
Dikemukakan kejutan eksternal terkoreksi, sehingga tekanan pelemahan atas rupiah mereda.
Koreksi tajam atas kejutan akibat devaluasi yuan yang sebelumnya terjadi terhadap aset berdenominasi rupiah. Baik rupiah, IHSG maupun SUN yang kemudian berhasil menguat, walaupun tidak sepenuhnya kembali ke level sebelum devaluasi yuan.
“Sedikit sentimen positif sepertinya berhasil muncul menyusul reshuffle kabinet kerja, serta respons cepat para pengambil kebijakan terhadap pelemahan rupiah,” kata Rangga.
Akan tetapi, ujarnya, berlanjutnya penurunan harga komoditas tetap akan memberikan alasan untuk pelemahan rupiah ke depan.
Selain itu pasar juga mengantisipasi kejutan dari bank sentral AS Federal Reserve.
“Hari ini ditunggu angka CAD kuartal II/2015 yang diperkirakan lebih tinggi dari kuartal I/2015 di kisaran 2,4—2,5% terhadap GDP,” kata Rangga.
Sementara itu hingga dini hari tadi, indeks dolar berhasil naik walau hanya tipis, setelah angka penjualan ritel AS membaik. Ddi saat yang sama angka jobless claims naik tipis sehingga menetralisir sebagian sentimen positif terhadap perekonomian AS.
“Hari ini ditunggu angka GDP serta inflasi Zona Euro. Angka pertumbuhan kuartal II/2015 diperkirakan membaik,” kata Rangga.
Dikemukakan kejutan eksternal terkoreksi, sehingga tekanan pelemahan atas rupiah mereda.
Koreksi tajam atas kejutan akibat devaluasi yuan yang sebelumnya terjadi terhadap aset berdenominasi rupiah. Baik rupiah, IHSG maupun SUN yang kemudian berhasil menguat, walaupun tidak sepenuhnya kembali ke level sebelum devaluasi yuan.
“Sedikit sentimen positif sepertinya berhasil muncul menyusul reshuffle kabinet kerja, serta respons cepat para pengambil kebijakan terhadap pelemahan rupiah,” kata Rangga.
Akan tetapi, ujarnya, berlanjutnya penurunan harga komoditas tetap akan memberikan alasan untuk pelemahan rupiah ke depan.
Selain itu pasar juga mengantisipasi kejutan dari bank sentral AS Federal Reserve.
“Hari ini ditunggu angka CAD kuartal II/2015 yang diperkirakan lebih tinggi dari kuartal I/2015 di kisaran 2,4—2,5% terhadap GDP,” kata Rangga.
Sementara itu hingga dini hari tadi, indeks dolar berhasil naik walau hanya tipis, setelah angka penjualan ritel AS membaik. Ddi saat yang sama angka jobless claims naik tipis sehingga menetralisir sebagian sentimen positif terhadap perekonomian AS.
“Hari ini ditunggu angka GDP serta inflasi Zona Euro. Angka pertumbuhan kuartal II/2015 diperkirakan membaik,” kata Rangga.