Tuesday, 10 July 2018

produksi Arab meningkat, harga minyak tetap menguat

Meski produksi Arab meningkat, harga minyak tetap menguat pada perdagangan minyak siang hari jelang sore ini di mana potensi kekurangan produksi dari AS dan perang dagang masih membuat pasokan dunia belum seimbang.
Seruan dari Presiden Trump agar OPEC segera meningkatkan produksinya, sepertinya sudah dilaksanakan oleh Arab Saudi bahwa pada bulan lalu negeri pemimpin OPEC tersebut telah meningkatkan produksinya sebesar 500 ribu bph dan menurunkam harga jualnya ke pasar Eropa untuk mendongkrak penjualannya.
Seperti kita ketahui bahwa sejak Juni lalu Arab Saudi dengan Rusia dalam OPEC meeting terakhir setuju untuk menambah pasokan minyaknya kurang lebih 1 juta bph, hampir mengembalikan pasokan normalnya setelah di awal 2017 lalu telah dipangkas sebesar 1,8 juta bph. Dan tampaknya kekurangan pasokan juga bisa terjadi ketika perang tarif segera diberlakukan China. Seperti diketahui bahwa sekitar 400 ribu bph minyak asal AS ekspor ke China terkena imbas tarif, namun belum diketahui kapan dilaksanakannya.
Hal ini telah membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Agustus di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $0,24 atau 0,33% di level $74,04 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak September di pasar ICE Futures London untuk sementara menguat $0,33 atau 0,43% di harga $77,44 per barel.
Pasokan minyak dunia juga kemungkinan akan kurang karena kemungkinan besar Iran tidak akan boleh melakukan ekspornya lagi setelah AS keluar dari kesepakatan nuklir Iran 2015. Sekitar 2,7 juta bph ekspor minyak Iran akan hilang, dan sejauh ini Venezuela juga sedang mengalami penurunan produksi lebih dari 400 ribu bph di bulan lalu sehingga total produksinya sudah di bawah 1 juta bph.
Pasokan dari AS dilaporkan akan berkurang sekitar 1,3 juta bph setelah pekan lalu EIA melaporkan ada penurunan produksi di Cushing Oklahoma. Namun Baker Hughes menyatakan bahwa di pekan lalu jumlah kilang minyak yang aktif bertambah menjadi 5 unit menjadi total 863 unit, atau sudah naik 100 kilang sejak setahun terakhir.
(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi

Harga emas bergerak positif terbatas

Harga emas bergerak positif terbatas pada perdagangan Senin kemarin dengan bantuan konflik politik di Inggris dan kurang memuaskannya data tenaga kerja AS pada periode bulan lalu.
Data tenaga kerja AS menunjukkan bahwa tingkat pengangguran mengalami peningkatan dibanding periode sebelumnya, ditambah lagi bahwa besaran upah pekerja mengalami penurunan serta tambahan tenaga kerja baru juga kurang sesuai dengan ekspektasi pasar, sehingga secara keseluruhan bahwa data tenaga kerja AS sedang dalam kondisi turun performanya. Kondisi ini baru bisa dimanfaatkan oleh sisi beli emas pada awal pekan perdagangan ini, di mana indeks dolar juga sedang tertekan, namun tipis dengan berbagai kejutan khususnya dari Inggris.
Alhasil hal ini membuat harga emas kontrak Agustus di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comexditutup menguat $2,70 atau 0,22% di level $1258,50 per troy ounce. Sedangkan harga perak kontrak September di Comex ditutup menguat $0,08 atau 0,50% di level $16,15 per troy ounce.
Mundurnya beberapa pejabat garis keras Hard Brexit membawa angin perubahan di perpolitikan Inggris dengan rencana perpisahan Inggris dengan Uni Eropa secara halus, atau soft-Brexit, sehingga mata uang dolar AS berhasil membaik kembali dan membuat emas bergerak positif terbatas.
Tampaknya pasar emas masih tergores lukanya akibat perang dagang, di mana akhir pekan lalu, baik AS maupun China sudah memulai pengenaan tarif $34 milyarnya, sehingga kemungkinan besar sisi harga akan mengalami kenaikan di kedua wilayah. Seperti kita ketahui sebelumnya bahwa harga emas selalu mengalami koreksi sejak perang dagang memanas. Kondisi ini menimbulkan efek bahwa harga barang di AS akan naik karena dikenakannya tarif barang impor sehingga mendorong harga itu sendiri atau inflasi.
Kondisi ini tentu sangat menguntungkan the Fed yang sangat rajin untuk melakukan kenaikan suku bunganya, disinilah letak dasar harga emas terbatas sisi belinya jika menyangkut perang dagang. Apalagi semalam pasar saham Wall Street menguat tajam sehingga sisi beli emas juga ikut tergerus.
Untuk perdagangan sebelumnya di bursa saham Wall Street bisa ditutup positif di mana bursa DowJones naik 1,31%. Sedangkan untuk indeks dolar atau Dixie mengalami penguatannya sebesar 0,11% di level 94,097. Sepanjang hari ini, data ekonomi penting yang bisa dilihat dan mempengaruhi pergerakan emas, yaitu inflasi China, PDB Inggris, sentimen ekonomi ZEW Jerman, JOLTs opening jobs AS.
(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi

Tuesday, 3 July 2018

Trump - Harga Minyak Tidak Menentu

JAKARTA – Harga minyak mentah dunia melemah pada akhir perdagangan Senin (2/7/2018), setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberi tekanan bagi Arab Saudi untuk meningkatkan produksi minyak. Hal ini mencemaskan para pedagang tentang bagaimana pengaruhnya terhadap kapasitas cadangan di masa depan.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Agustus 2018 turun 21 sen dan berakhir di level US$73,94 per barel di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman September 2018 melemah US$1,93 dan berakhir di US$77,30 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Minyak mentah acuan global ini diperdagangkan premium US$5,68 terhadap WTI untuk bulan yang sama.
Mampu mencatat reli pekan lalu, bursa minyak melemah masing-masing di London dan New York setelah Trump selama akhir pekan mencuit bahwa Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz telah setuju untuk meningkatkan produksi menuju kapasitas maksimum kerajaan tersebut.
Hal ini dilakukan dalam sebagai dorongan yang dirancang untuk mengatasi penurunan pasokan mulai dari Kanada hingga Libya.
Menyusul cuitan Trump, pihak Gedung Putih pada Sabtu (30/6/2018) menyatakan Raja Salman bin Abdulaziz menegaskan bahwa Arab Saudi memiliki kapasitas produksi cadangan sebesar 2 juta barel per hari yang akan digunakan secara hati-hati jika dan ketika diperlukan untuk memastikan keseimbangan dan stabilitas pasar.
Kerajaan juga disebut berkoordinasi dengan mitra-mitra produsennya, untuk menanggapi segala kemungkinan.
Pernyataan Gedung Putih sejalan dengan Saudi Press Agency yang menyebutkan bahwa Raja Salman dan Trump, dalam pembicaran mereka via telepon pada Sabtu, membahas upaya oleh negara-negara penghasil minyak untuk mengompensasi potensi kekurangan dalam pasokan minyak.
“Komoditas telah menjadi sangat terpolitisasi saat ini, melampaui dinamika penawaran-permintaan,” kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC. “Tekanan Trump terhadap Arab Saudi membuat pasar gelisah tidak akan memiliki kapasitas cadangan, dan/atau Saudi berpotensi merugikan ladang minyak dan tingkat produksinya.”
Sementara itu, Menteri Perminyakan Iran Bijan Namdar Zanganeh mengatakan setiap peningkatan produksi di atas batas yang disetujui oleh OPEC akan melanggar kesepakatan itu, menurut surat yang dikirimnya kepada Presiden OPEC Suhail Al Mazrouei dan didistribusikan oleh kantor berita Kementerian Perminyakan Iran Shana.
Harga Brent turun lebih besar dibandingkan dengan WTI karena peningkatan produksi OPEC umumnya mempengaruhi patokan internasional lebih lanjut, menurut Phil Flynn, analis pasar senior untuk Price Futures Group Inc.
“Ada banyak kekhawatiran tentang cuitannya [Trump],” kata Flynn. “Namun, ada keraguan yang tersisa tentang kemampuan Arab Saudi untuk meningkatkan produksi pada tingkat itu.”
Harga minyak mentah acuan AS reli lebih dari 10% pada Juni di tengah pengetatan tingkat persediaan dan pembatasan pasokan global yang meningkatkan permintaan untuk produksi dalam negeri.
Hal ini terlepas dari janji OPEC untuk meningkatkan tingkat pasokan, dengan ekspor minyak mentah Arab Saudi telah melonjak ke level tertinggi dalam 15 bulan pada bulan Juni.
Sumber : http://market.bisnis.com

Jadwal Perang Tarif Makin Dekat, Logam Mulia Tertekan

JAKARTA- Harga emas berjangka di divisi Comex New York Mercantile Exchange turun tajam yaitu lebih dari 1% pada penutupan perdagangan Senin atau Selasa pagi WIB, tertekan penguatan dolar AS.
Harga emas kontrak Agustus pada penutupan perdagangan Senin melemah US$12,80 atau 1,02% ditutup ke US$1.241,70, sekaligus menjadi harga terendah sejak Desember 2017, seperti dikutip Antara, Selasa (3/7/2018).
Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback terhadap sejumlah mata uang utama lainnya naik 0,5% ke level 95,06.
Kalangan analis mengaitkan penguatan dolar AS tersebut dengan kondisi tertekannya harga emas.
Seperti diketahui, harga emas dan dolar AS biasanya bergerak berlawanan arah. Ketika dolar AS menguat, maka harga emas akan turun, karena logam mulia diperdagangkan dalam mata uang dolar AS sehingga menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lainnya.
Kondisi di bursa AS pada penutupan perdagangan Senin, indeks Dow Jones Industrial Average turun 158,89 poin atau 0,65% menjadi 24.112,52, di tengah meningkatnya ketegangan hubungan perdagangan antara Amerika Serikat dan sejumlah negara yang emenjadi mitranya.
Kalangan investor termasuk di kawasan Asia, seperti dikutip dari Bloomberg, terus mempertimbangkan dampak dari potensi pembatasan perdagangan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Apalagi mengingat jadwal pengenaan tarif sejumlah produk impor dari negara lain ke AS rencananya akan dimulai pada Jumat ini (6/7/2018).

Sumber:http://bisnis.com

Wednesday, 6 June 2018

Analisa XAUUSD 06 Juli 2018

Uptrend line yang kini berada di 1292.50 telah tiga kali diuji dan akhirnya berhasil menjadi pijakan bagi harga emas (XAUUSD) untuk memantul di sesi Selasa hingga mencapai 1300.35 meskipun masih berakhir di bawah level psikologis 1300.00.
Harga emas masih tetap di dalam fase konsolidasi jangka pendek, jadi masih sangat mungkin untuk terjadi pergerakan bolak-balik.
Hari ini harga emas masih memiliki kans untuk meneruskan momentum bullish kemarin selama dapat bergerak di atas zona support intraday 1295.00. Apabila level tertinggi kemarin ditembus, harga emas berpeluang untuk menguji kembali simpel moving average 200-hari yang berada di 1307.55.
Sebaliknya, jika 1295.00 ditembus maka uptrend line tersebut akan diuji kembali.
Klik gambar untuk memperbesar

Catatan:
Data MetaTrader yang kami gunakan bisa berbeda dengan data pada MetaTrader yang pembaca gunakan. Namun demikian kami berusaha menyajikan analisa seobyektif mungkin.
Analisa ini sekedar menjadi panduan bagi para trader untuk melihat kondisi pasar hari ini dan bukan sebuah saran transaksi.

Sumber : http://forexsignal88.com

Analisa AUDUSD 06 Juni 2018

AUDUSD melemah setelah kemarin pasar bereaksi negatif terhadap keputusan RBA, meskipun pair ini terus berada di fase konsolidasi jangka pendek. Kemarin pair ini merosot setelah gagal untuk menerjang downtrend line jangka panjang yang hari ini berlokasi di 0.7645.
Hari ini AUDUSD berpotensi untuk mengalami tekanan meskipun tidak besar, apalagi jika para bulls gagal untuk merebut zona 0.7635/45. Jika support 0.7619 ditembus maka zona 0.7563/49 akan menjadi target selanjutnya.
Klik gambar untuk memperbesar

Catatan:
Data MetaTrader yang kami gunakan bisa berbeda dengan data pada MetaTrader yang pembaca gunakan. Namun demikian kami berusaha menyajikan analisa seobyektif mungkin.
Analisa ini sekedar menjadi panduan bagi para trader untuk melihat kondisi pasar hari ini dan bukan sebuah saran transaksi.

Sumber : http://forexsignal88.com

Analisa GBPUSD 06 Juni 2018

GBPUSD mendapat momentum naik di sesi kemarin, terbantu data sektor jasa Inggris yang membaik dan reaksi pasar pasca data sektor non manufaktur AS.
Dengan dukungan support-support yang kini terlihat di 1.3370 dan 1.3355, hari ini GBPUSD berpeluang untuk terus bergerak naik dengan target-target selanjutnya di 1.3426 dan 1.3460. Namun demikian perlu diingat bahwa untuk jangka pendek pair ini sedang berada di fase konsolidasi.
Klik gambar untuk memperbesar

Catatan:
Data MetaTrader yang kami gunakan bisa berbeda dengan data pada MetaTrader yang pembaca gunakan. Namun demikian kami berusaha menyajikan analisa seobyektif mungkin.
Analisa ini sekedar menjadi panduan bagi para trader untuk melihat kondisi pasar hari ini dan bukan sebuah saran transaksi.

Sumber : http://forexsignal88.com

Analisa USDJPY 06 Juli 2018

Tren naik USDJPY yang berpangkal di 108.09 masih terbendung oleh level psikologis 110.00. Kemarin pair ini bergerak sideways di bawah resistance tersebut dan hari ini pun masih berpotensi untuk melakukan pergerakan serupa.
Potensi kisaran pergerakan USDJPY hari ini adalah 109.35 hingga 110.00, dua zona penting bagi tren intraday. Apabila 110.00 ditembus maka pair ini akan menjajal simple moving average 200-hari 110.15. Resistance lainnya di 110.60.
Namun jika tetap gagal menembus zona resistance kuat tersebut, USDJPY hanya akan kembali bergerak sideways dan memiliki peluang untuk terus bergerak turun dan dapat turun ke 109.06 jika 109.35 ditembus.
Klik gambar untuk memperbesar

Catatan:
Data MetaTrader yang kami gunakan bisa berbeda dengan data pada MetaTrader yang pembaca gunakan. Namun demikian kami berusaha menyajikan analisa seobyektif mungkin.
Analisa ini sekedar menjadi panduan bagi para trader untuk melihat kondisi pasar hari ini dan bukan sebuah saran transaksi.

Sumber : http://forexsignal88.com

Analisa EURUSD 06 Juni 2018

EURUSD masih tetap berada di fase konsolidasi meskipun kemarin, seperti di hari sebelumnya, kembali membukukan penutupan positif. Meskipun demikian, hingga saat ini EURUSD tetap berada di bawah resistance kuat 1.1755 yang menjadi target koreksi pertama terhadap lintasan tren turun 1.2555 hingga 1.1509.
Hari ini EURUSD masih berpotensi untuk menanjak, mencoba untuk menjebol resistance tersebut dengan dukungan dari support-support di 1.1700 dan 1.1660. Jika berhasil menembus resistance tersebut, EURUSD berpotensi naik ke target-target selanjutnya di 1.1790 dan 1.1829.

Klik gambar untuk memperbesar

Catatan:
Data MetaTrader yang kami gunakan bisa berbeda dengan data pada MetaTrader yang pembaca gunakan. Namun demikian kami berusaha menyajikan analisa seobyektif mungkin.
Analisa ini sekedar menjadi panduan bagi para trader untuk melihat kondisi pasar hari ini dan bukan sebuah saran transaksi.
Sumber : http://forexsignal88.com

Analisa Forex & Gold – 06 Juni 2018


Jakarta, 06/06/2018 – Pada perdagangan hari ini, kemungkinan besar bahwa dolar AS atau greenback sepertinya ingin merebut sisi penguatannya kembali meskipun perang dagang makin panas dengan tidak berharap tiadanya kebijakan Trump yang bisa melemahkan indeks dolar.
Seperti kita ketahui bahwa di perdagangan kemarin, kondisi greenback mengalami tekanannya dari mata uang utama dunia lainnya, kecuali kepada emas, sehingga hal ini mengakibatkan EURUSD ditutup menguat di level 1,1717, GBPUSD ditutup menguat di level 1,3385, AUDUSD ditutup melemah di level 0,7615 dan USDJPY ditutup mendatar di level 109,79. Sekaligus membuat harga emas kontrak Agustus di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup menguat $3,10 atau 0,24% di level $1300,40 per troy ounce.
Nilai indeks dolar AS masih negatif pada perdagangan kemarin, di mana indeks dolar mengalami aksi jual lanjutan yang terjadi setelah sebelumnya membuat penguatan di akhir pekan yang berkembang karena beberapa data ekonomi AS sangat mendukung kenaikan suku bunga the Fed. Dalam sepekan kemarin, data-data ekonomi AS teelah berhasil menyakinkan investor bahwa kondisi kinerja ekonomi AS sangat solid dan kenaikan suku bunga the Fed seharusnya bisa naik 4 kali di tahun ini di mana untuk kenaikan keempat di Desember nanti sudah berkembang perkiraan kenaikan yang sudah muali tampak oleh analis dunia.
Situasi ini telah berhasil menahan indeks dolar dari tekanan mata uang utama dunia dan emas dari perilaku beberapa kebijakan perdagangan AS yang selalu merugikan atau melemahkan indeks dolar itu sendiri. Tidak bisa dipungkiri bahwa memang untuk negara maju, hanya AS sajalah sementara ini yang hanya bisa menormalkan kebijakan moneternya dengan cara menaikkan suku bunganya.
Situasi ini tentu akan membawa dampak bahwa mata uangnya juga akan lebih dicari daripada mata uang yang lain. Namun kondisi ini memang tidak akan selamanya terjadi karena masalah perang dagang telah membelenggu penguatan indeks dolar sendiri.
Beberapa kebijakan dari Presiden Trump memang mengisyaratkan bahwa jalan pelemahan dolar AS masih terbuka sebagai bentuk lain dari strategi mengurangi defisit perdagangannya. Yang pasti kondisi ini tidak akan berlangsung lama karena memang motor penggerak harga di pasar hanya ada karena supply dan demand atau penawaran dan permintaan yang semuanya itu bersumber dari perbandingan data-data ekonominya.
Latar belakang data ekonomi, AS memang masih lebih unggul daripada negara maju lainnya, namun muncul kondisi inflasi yang tinggi telah membuat investor butuh pelindung nilai seperti emas. Situasi ekonomi di zona euro, Australia dan Inggris juga sedang membaik, sehingga peluang mata uang non-dolar untuk membaik juga terbuka lebar.