Wednesday, 6 June 2018

Analisa Forex & Gold – 06 Juni 2018


Jakarta, 06/06/2018 – Pada perdagangan hari ini, kemungkinan besar bahwa dolar AS atau greenback sepertinya ingin merebut sisi penguatannya kembali meskipun perang dagang makin panas dengan tidak berharap tiadanya kebijakan Trump yang bisa melemahkan indeks dolar.
Seperti kita ketahui bahwa di perdagangan kemarin, kondisi greenback mengalami tekanannya dari mata uang utama dunia lainnya, kecuali kepada emas, sehingga hal ini mengakibatkan EURUSD ditutup menguat di level 1,1717, GBPUSD ditutup menguat di level 1,3385, AUDUSD ditutup melemah di level 0,7615 dan USDJPY ditutup mendatar di level 109,79. Sekaligus membuat harga emas kontrak Agustus di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup menguat $3,10 atau 0,24% di level $1300,40 per troy ounce.
Nilai indeks dolar AS masih negatif pada perdagangan kemarin, di mana indeks dolar mengalami aksi jual lanjutan yang terjadi setelah sebelumnya membuat penguatan di akhir pekan yang berkembang karena beberapa data ekonomi AS sangat mendukung kenaikan suku bunga the Fed. Dalam sepekan kemarin, data-data ekonomi AS teelah berhasil menyakinkan investor bahwa kondisi kinerja ekonomi AS sangat solid dan kenaikan suku bunga the Fed seharusnya bisa naik 4 kali di tahun ini di mana untuk kenaikan keempat di Desember nanti sudah berkembang perkiraan kenaikan yang sudah muali tampak oleh analis dunia.
Situasi ini telah berhasil menahan indeks dolar dari tekanan mata uang utama dunia dan emas dari perilaku beberapa kebijakan perdagangan AS yang selalu merugikan atau melemahkan indeks dolar itu sendiri. Tidak bisa dipungkiri bahwa memang untuk negara maju, hanya AS sajalah sementara ini yang hanya bisa menormalkan kebijakan moneternya dengan cara menaikkan suku bunganya.
Situasi ini tentu akan membawa dampak bahwa mata uangnya juga akan lebih dicari daripada mata uang yang lain. Namun kondisi ini memang tidak akan selamanya terjadi karena masalah perang dagang telah membelenggu penguatan indeks dolar sendiri.
Beberapa kebijakan dari Presiden Trump memang mengisyaratkan bahwa jalan pelemahan dolar AS masih terbuka sebagai bentuk lain dari strategi mengurangi defisit perdagangannya. Yang pasti kondisi ini tidak akan berlangsung lama karena memang motor penggerak harga di pasar hanya ada karena supply dan demand atau penawaran dan permintaan yang semuanya itu bersumber dari perbandingan data-data ekonominya.
Latar belakang data ekonomi, AS memang masih lebih unggul daripada negara maju lainnya, namun muncul kondisi inflasi yang tinggi telah membuat investor butuh pelindung nilai seperti emas. Situasi ekonomi di zona euro, Australia dan Inggris juga sedang membaik, sehingga peluang mata uang non-dolar untuk membaik juga terbuka lebar.

0 komentar:

Post a Comment