Mengakhiri perdagangan forex sesi Amerika awal pekan beberapa jam lalu (16/8), dollar AS masih berada dalam zona merah dengan pergerakan mixed, dikarenakan beroleh kekuatan lawan poundsterling dan yen. Terpukulnya kembali dollar AS secara umum disebabkan laporan data yang buruk akan kinerja manufaktur New York oleh Fed wilayah tersebut. Sedang penguatan yang terjadi melawan pound dan yen dipicu lemahnya fundamental rivalnya tersebut.
Fed New York melaporkan data Empire State Manufacturing Index yang sangat mengejutkan dikarenakan data yang dirilis kontraksi sangat dalam dari posisi periode sebelumnya. Namun kondisi ini sedikit ditutupi oleh data keyakinan homebuilder yang bertambah optimis dalam NAHB index. Untuk kedua rivalnya yang melemah, yen terpukul oleh data PDB Q2 2016 Jepang yang turun sangat signfikan dari kuartal sebelumnya sedangkan pound masih tertekan oleh buruknya kondisi ekonomi negerinya pasca Brexit.
Secara fundamental dollar AS masih lemah sekali oleh buruknya laporan beberapa data ekonomi yang mengecewakan harapan untuk terjadinya kenaikan Fed rate lanjutan pada tahun ini. Dan malam nanti terdapat beberapa data ekonomi yang mayoritas memberikan sentimen negatif terhadap dollar.
Beberapa data AS yang dapat memberikan sentimen negatif yaitu data inflasi bulanan, housing starts dan produksi industri periode bulan terakhir. Sedangkan yang dapat memberi kekuatan yaitu data building permits, core CPI dan tingkat harga sumber daya sektor industri negeri tersebut.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dollar AS terhadap enam mata uang utama perdagangan ditutup melemah 11 pips setelah dibuka lebih rendah pada posisi 95.73 dan bergulir pada posisi 95.62. Perdagangan forex selanjutnya dollar masih dibayangi oleh tekanan fundamentalnya.
Joel/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang
Editor: Asido Situmorang
0 komentar:
Post a Comment