Benzano – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi pembukaan hari ini berhasil di zona hijau, menguat setelah kemarin libur kemerdekaan RI ke-71. Bursa saham nasional dibuka naik 14,50 poin atau 0,27% ke level 5.386,35 di tengah turunnya bursa saham Jepang.
Pada perdagangan sebelumnya, Selasa (18/8), IHSG ditutup melonjak 51,29 poin atau 0,96% ke level 5.371,85. Pelemahan IHSG tersebut terjadi di tengah mayoritas bursa Asia melemah. Berdasarkan Reuters, Kamis (18/8), bursa saham Jepang turun di sesi perdagangan Asia yang dinyatakan positif, di mana yen telah membebani sentimen. Indeks Nikkei 225 turun 1% dan indeks Topix turun 1,02%.
Sementara itu, Yen Jepang menguat ke level 99,75 terhadap USD, sentuhan lebih rendah dari sesi sebelumnya di level 99,64, dan dibanding dengan tingkat tinggi di level 100,95 pada Rabu sore waktu Asia. Ekspor Jepang pada Juli turun 14%, penurunan terburuk dalam tujuh tahun, namun sesuai harapan, sedangkan impor menurun 24,7%, jauh dari perkiraan Reuters yang menurun 20,6%.
Dari bursa saham Selat Korea, Indeks Kospi naik 0,16%. Di Australia, ASX 200 diperdagangkan hampir flat di level 5.539,00, dengan sektor material naik 0,75%. Adapun nilai transaksi di bursa Indonesia tercatat sebesar Rp 32 miliar dengan 8 miliar saham diperdagangkan dan transaksi bersih asing mencapai Rp4,68 miliar dengan aksi jual asing mencapai Rp 20,82 miliar dan aksi beli sebesar Rp 25,51 miliar. Tercatat 28 saham menguat, 7 saham melemah dan 10 saham stagnan. Beberapa saham yang menguat di antaranya PT Gudang Garam Tbk (GGRM) naik Rp 700 menjadi Rp 65.500, PT Astra Agro lestari Tbk (AALI) naik Rp 300 menjadi Rp 16.900, dan PT United Tractors Tbk (UNTR) naik Rp 250 menjadi Rp 18.000.
Adapun saham-saham yang melemah di antaranya, PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) turun Rp 50 menjadi Rp 18.450, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) turun Rp 25 menjadi Rp 20.900, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) naik Rp 25 menjadi Rp 45.350.
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menilai pertumbuhan ekonomi 2017 yang diproyeksikan oleh pemerintah sebesar 5,3% cukup konservatif di tengah melemahnya perekonomian dunia. Usai pidato Presiden Joko Widodo terkait Rancangan Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara 2017 dan Nota Keuangan di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Selasa mengatakan Bank Indonesia sudah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dari 5,2-5,6%.
Menurut dia, angka 5,3% cukup baik dibandingkan dengan negara-negara lain di tengah masih bergejolaknya perekonomian global karena dinilai akan berdampak pada kondisi fiskal yang sehat dan kredibel.
Presiden Joko Widodo dalam pidatonya menetapkan pertumbuhan ekonomi tahun 2017 diperkirakan mencapai 5,3% dengan harapan prospek perekonomian global diperkirakan akan membaik.
Meski demikian, menurut Presiden, dampak positif dari implementasi kebijakan pemerintah yang tertuang dalam paket kebijakan ekonomi I sampai dengan XII diharapkan mampu menjadi stimulus pertumbuhan ekonomi yang lebih adil dan merata di seluruh Indonesia, khususnya melalui keberlanjutan pembangunan infrastruktur. Kedua, pemerintah memperkirakan laju inflasi 2017 berada pada kisaran 4,0%.
Presiden meyakini penguatan konektivitas nasional diproyeksikan mampu menciptakan efisiensi sistem logistik nasional sehingga hal ini dapat mendukung terciptanya stabilitas harga komoditas. Selain itu, sebagai komitmen pengendalian inflasi, Pemerintah juga menyediakan dana cadangan untuk menjaga ketahanan pangan serta stabilisasi harga.
Ketiga, nilai tukar rupiah diperkirakan sebesar Rp13.300 per dolar AS. Kepala Negara mengatakan upaya penguatan di sektor keuangan dibangun oleh Pemerintah bersama dengan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. [Sugeng R]
0 komentar:
Post a Comment