Thursday, 31 May 2018

Analisa Forex & Gold – 31 Mei 2018

Jakarta, 31/05/2018 – Pada perdagangan hari ini, kemungkinan besar bahwa dolar AS atau greenback sepertinya ingin meraih sisi penguatannya kembali di saat perang dagang dengan China dan Uni Eropa akan memanas lagi.
Seperti kita ketahui bahwa di perdagangan kemarin, kondisi greenback mengalami tekanannya dari mata uang utama dunia lainnya dan emas, sehingga hal ini mengakibatkan EURUSD ditutup menguat di level 1,1663, GBPUSD ditutup menguat di level 1,3281, AUDUSD ditutup menguat di level 0,7569 dan USDJPY ditutup menguat di level 108,88. Sekaligus membuat harga emas kontrak Agustus di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup menguat $1,60 atau 0,12% di level $1305,70 per troy ounce
Nilai indeks dolar AS sangat negatif pada perdagangan kemarin, di mana indeks dolar mengalami aksi pelemahannya sebagai bentuk aksi ambil untung yang berkembang karena beberapa data ekonomi AS kurang mendukung kenaikan suku bunga the Fed. Data pertumbuhan ekonomi dan data ADP payroll kurang menyakinkan investor, sehingga nuansa jual dolar AS muncul. Beruntung data Beige Book bisa menahan laju koreksi, karena dalam laporan the Fed tersebut bahwa kondisi tenaga kerja dan upah masih menampakkam kemajuan yang berkelanjutan.
Beige Book juga menjelaskan aktivitas manufaktur sedang dalam putaran yang tinggi dan laju inflasi masih bisa naik dengan bukti beberapa pengecer telah menaikkan harga jualnya dan masyarakat masih menerimanya. Kondisi ini menjadi isyarat bajwa FOMC meeting pada 2 pekan mendatang dipastikan masih ada kenaikan suku bunga the Fed lagi.
Akan tetapi ada garis bawah yang kritis dalam Beige Book di mana the Fed masih harus berhati-hati dengan kebijakan pemerintah AS yang berisnggungan dengan mitra dagangnya, di mana sering kali masalah proteksi tersebut bisa menganggu kinerja ekonomi AS secara utuh.
Konflik dengan China masalah perdagangan belum selesai, akan ditambahi dengan konflik dagang bersama Uni Eropa menyeruak. Seperti kita ketahui bahwa AS akan mengenakan tarif baru 25% bagi produk teknologi tinggi asal China, dan membuat Beijing bereaksi sehingga perang dagang akan tersulut kembali jelang Menteri Perdagangan AS berkunjung ke Beijing di pekan ini.
Dan pagi ini, direncanakan bahwa produk baja dan alumunium asal Uni Eropa juga akan terkena tarif impor baru dari AS, sehingga daftar proteksi pemerintah Trump semakin bertambah. Dapat dipastikan bahwa indeks dolar memang kesulitan jika menghadapi masalah perang dagang tersebut, karena ekonomi AS akan merasa kesulitan jika proteksi ini akan dibalas oleh proteksi negara lain, sehingga kinerja ekonomi AS bisa mundur.
Selain itu, fokus di data ekonomi hari ini, perhatian investor akan tertuju data core PCE AS, data pentunjuk utama bagi tingkat inflasi bank sentral AS selama ini. Jika data menyebut angka kenaikan, maka indeks dolar ada jalan untuk berbalik menekan mata uang utama dunia lainnya dan emas.

0 komentar:

Post a Comment