Sebelumnya, The National Institute of Economic and Social Research (NIESR), telah secara
resmi tetap mempertahankan proyeksinya terhadap laju pertumbuhan
ekonomi Inggris untuk semester kedua tahun 2015 mendatang. Adapun
prospek pertumbuhan ekonomi Inggris untuk tahun 2015 ini tetap
dipertahankan sebesar 2,5 persen. Namun meski laju proyeksi ekonomi
Inggris diperkirakan masih tetap stabil hingga sisa akhir tahun ini,
berbagai tantangan baik dari sektor manufaktur, konstruksi maupun jasa
akan kerap menghadang lau pertumbuhan negara ini.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan
Markit Economics yang dirilis kemarin (6/8), tercatat bahwa kinerja di
sektor jasa Inggris periode Juli 2015 tercatat melambat cukup tajam jika
dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Skor PMI di sektor jasa Inggris
pada bulan tersebut tercatat jatuh ke skor 57,4 dari sebesar 58,5 yang
tercatat di bulan Juni. Realisasi skor PMI jasa pada Juli lalu cukup
diluar dugaan karena ekonom sebelumnya memprediksi penurunan skor PMI
akan berakhir ke skor 58. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Merosotnya skor PMI jasa di negara ini
nampaknya akan memengaruhi aktivitas ekonomi di negara ini, pasalnya
perekonomian Inggris selama ini kebih dominan ditopang oleh kinerja di
sektor jasanya. Namun meski skor PMI jasa di Inggris menunjukkan
penurunan, realisasi lapangan kerja yang terjadi justru sebaliknya,
dimana nyatanya jumlah lapangan kerja yang tersedia di negara ini pada
Juli lalu justru lebih banyak jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Selain itu, ekspansi bisnis baru di negara ini juga tercatat lebih
cepat bahkan menyentuh level tertingginya sejak April lalu.
Sementara itu, harga input terus
meningkat pada bulan Juli lalu paska laju inflasi Inggris turun ke level
terendahnya dalam tiga bulan terakhir. Sebaliknya, harga yang dikenakan
untuk sektor jasa justru meningkat pada laju terkuatnya pada Juli
lalu sejak rekor terakhir tercatat dibulan Februari 2015.
Terkait arah kebijakan moneter Bank of
England (BOE) nampaknya BOE akan mulai melakukan normalisasi kebijakan
moneternya pada kuartal pertama 2016 mendatang. Secara bertahap, BOE
akan menaikkan suku bunganya sekitar 50 basis poin pada tahun depan
hingga menyentuh target 2 persen pada 2019 mendatang.
Sedangkan target surplus anggaran mutlak harus tercapai pada periode
2019-2020 mendatang.