Yen Jepang pada perdagangan Senin pekan ini (3/8) masih dalam keseimbangan, belum ada tanda-tanda pelemahan atau penguatan signifikan. Namun di awal jam perdagangan sesi Tokyo mata uang ini bergerak ke teritori negatif. Sedangkan Jumat akhir pekan (31/7) Yen Jepang terhadap dollar AS pada sempat melonjak oleh sentiemen negatif dari data index biaya tenaga (Employment Cost Index) kerja AS turun selama kuartal kedua. Sentimen data tersbut membuat Yen mampu mengembalikan pelemahan terhadap dollar AS oleh dorongan kuat FOMC dan PDB Amerika Serikat.
Satu alasan yang membuat Yen dapat sedikit menahan tekanan dollar AS dari isu kenaikan suku bunga adalah sikap otimis Gubernur of Japan (BoJ), Kuroda. Sekali lagi Kuroda dengan nada yang sama kali ini pada surat kabar Yomiuri-Jepang mengatakan tidak ada lagi kebutuhan mendesak untuk pelonggaran moneter tambahan atau tetap dengan jumlah pembelian asset 80 triliun Yen perbualan dengan alasan inflasi Jepang akan membaik dan mempercepat lajunya disisa paruh waktu tahun ini.
Seperti dikiethui bahwa Yen Jepang terus terdepresisai oleh program stimulus tersebut, dan ekspektasi penambahan penggelontoran stimulus tambahan akan membuat depresisasi lanjutan. Namun Kuroda telah menyatakan belum perlu tambahaan dan hanya akan menyesuaikan jika diperlukan. Itu artinya penyesuaian yang dimaksud adalah terhadap kondisi perkemabangan inflasi dan kondisi kurs Yen.
Terpantau saat ini (02:19:11 GMT) Yen pada pair USDJPY bergulir di 123.96, berada sedikit di bawah harga 124.00 dan hari ini dibuka di harga 123.91. Pada perdagangan Jumat (31.7) kemarin pari ini sangat volatil dengan capaian ketinggian 124.38 dan rendah 123.52 dan ditutup bearish di harga 123.93 dari pembukaan 124.17.
Baru saja kawasan ekonomi Jepang malaporkan kinerja manufaktur pada PMI-Manufacturing Juli dengan skor ekspansi 51.2 lebih baik dari seblumnya 50.1, namun data ini kurang memberikan katalis pada USDJPY karena skor di bawah konsesus 51.4. Arahan fundamental selanjutnya adalah Personal Comsumption Expenditures (PCE) AS bulan Juni, serta index ISM dan Markit Manufaktur bulan Juli. Data PCE AS kali ini menjadi penting karena mengukur daya beli konsumen AS dengan kondisi laju kenaikan harga (inflasi) saat ini, sementara The Fed menginginkan laju inflasi lebih cepat dari pada saat ini.
Secara teknikal, Analyst Vibiz Research Center memperkirakan pergerakan harian USDJPY awal pekan ini akan berada pada range 124.48 dan 123.52 sebagai suppor dan resisten terdekat, berdasarkan garis bawah dan atas pada bolinger band 5 daily.
Irfan Purnawan/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Jul Allens
Editor: Jul Allens